Hiu Paling Lembut di Dunia
Hiu paus bukan hanya hiu terbesar dari semua hiu, tetapi juga ikan terbesar di dunia. Hiu paus dapat tumbuh hingga panjang 20 meter, berat 34 ton, dan hidup lebih dari 100 tahun. Punggungnya dapat terlihat berwarna abu-abu, coklat, atau biru dan ditutupi dengan garis-garis dan bintik-bintik putih cerah yang tersusun dalam garis melintang.
Berbeda dengan hiu lainnya, hiu paus bergerak lambat dan stabil di dalam air, dengan kecepatan maksimum hanya 5 km/jam. Hal ini memudahkan untuk bersnorkel dan menyelam bersama hiu paus, sehingga Anda memiliki banyak waktu untuk mengamati hewan yang luar biasa ini. Mereka sangat damai dan sangat aman, membuat berenang bersama hiu paus menjadi pengalaman yang luar biasa. Lebih menyukai perairan hangat, mereka menghuni semua laut tropis. Mereka memakan krill dan plankton, sehingga mudah untuk memprediksi di mana mereka akan berkumpul sepanjang tahun berdasarkan mekarnya krill dan plankton. Cari tahu di sini di mana hiu paus biasanya terlihat sepanjang tahun dan rencanakan perjalanan Anda berikutnya untuk menyelam bersama hiu paus.
Copyright © 2024 . TATOLI Agência Noticiosa de Timor-Leste.
error: Content is protected !!
Yohanes Paulus II Menjadi Paus Ke-264
Kamis, 16 Oktober 2008 - 05:50 WIB
VIVANEWS - Pada 16 Oktober 1978, Karol Wojtyla terpilih sebagai Paus ke-264, atau pemimpin Gereja Katolik Roma se-dunia. Sebelumnya Karol, yang kemudian ditahbiskan menjadi Paus Yohanes Paulus II, adalah Uskup Agung Krakow, Polandia. Selama menjabat Paus, Yohanes Paulus II banyak menorehkan catatan istimewa. Ia adalah Paus non-Italia pertama sejak 400 tahun, Paus termuda di abad kedua puluh (58 tahun), Paus satu-satunya yang berasal dari Polandia, dan Paus nomor dua terlama yang menduduki tahta suci Vatikan. Keistimewaan Paus Yohanes Paulus II lainnya adalah keberhasilannya membangun hubungan baik dengan Dunia Islam. Percobaan pembunuhan yang dilakukan pemuda Turki, Mehmet Aga, pada 1981 tidak menghalangi usahanya mendamaikan Islam dan Kristen.
Berkali-kali, ia mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap politik Amerika dan Eropa di Timur Tengah. Berkat usahanya, penganut Katholik dan Islam di seluruh dunia mulai berusaha memahami dan menghormati satu sama lain. Pada tahun 2001, Paus Yohanes Paulus II didiagnosis menderita parkinson. Sejak saat itu kesehatannya terus menurun dan ia mulai mengalami gangguan wicara. Dia wafat pada 2 April 2005 pasca menjalani operasi tenggorokan akibat gangguan pernafasan.
Indonesiabaik.id - Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan Kenegaraan ke Indonesia pada tanggal 3-6 September 2024. Indonesia menjadi negara pertama dalam rangkaian kunjungan pemimpin tertinggi umat katolik sedunia di kawasan Asia Pasifik, yang selanjutnya diikuti kunjungan ke Papua Nugini, Timor Leste dan Singapura.
Profil Singkat Paus Fransiskus
Paus Fransiskus dilahirkan di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936 dengan nama kecil Jorge Mario Bergoglio. Ia adalah anak pertama dari lima bersaudara dari sebuah keluarga imigran dari Italia.
Paus Fransiskus adalah Paus Gereja Katolik ke-266 yang terpilih pada Konklaf Kepausan 13 Maret 2013 menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Ia memilih nama Fransiskus untuk menghormati Santo Fransiskus dari Asisi.
Rencana Kegiatan di Indonesia
Paus Fransiskus diperkirakan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada 3 September 2024 pukul 11.30 WIB. Keesokan harinya, 4 September 2024 melakukan kunjungan kepada Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka sekitar pukul 10.00 WIB dan dilanjutkan bertemu dengan para pejabat pemerintahan, korps diplomatik, tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat sipil di Aula Istana Negara.
Pada 5 September 2024, Paus Fransiskus menghadiri interreligous meeting atau pertemuan dengan para tokoh antaragama di Masjid Istiqlal Jakarta disusul pertemuan dengan misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta yang bakal dihadiri puluhan ribu umat Katolik.
Selanjutnya, Paus Fransiskus bertolak dari Jakarta menuju Port Moresby, Papua Nugini pada 6 September 2024 sekitar pukul 9.45 WIB melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Jejak Kunjungan Paus ke Indonesia
Sebelum Paus Fransiskus, Indonesia sudah dua kali dikunjungi oleh Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik. Paus Paulus VI adalah paus pertama yang berkunjung dan bertemu langsung dengan Presiden Soeharto di tahun 1970 meskipun hanya kunjungan singkat dan bukan kunjungan resmi kenegaraan.
Kemudian, kunjungan paus yang kedua hadir di tahun 1989 ketika Paus Yohanes Paulus II melalukan lawatannya selama seminggu di Indonesia. Kali ini hadir dalam kunjungan resmi kenegaraan dan pertama kalinya pemimpin tertinggi Takhta Suci Vatikan berkeliling Indonesia antara lain Jakarta, Yogyakarta, Maumere, dan Medan.
Peristiwa kehadiran paus ke Indonesia menjadi momen sejarah yang penting bagi semua negara. Kedatangan paus ke Indonesia tidak hanya sebagai langkah untuk memperkuat diplomasi antar kedua negara tetapi juga sebagai bentuk toleransi antar umat beragama.
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, tiba di Indonesia pada Selasa, 3 September 2024. Kementerian Luar Negeri RI menyatakan kunjungan Paus ke Indonesia memiliki arti penting, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh umat beragama di Indonesia, sekaligus diharapkan memperkuat pesan toleransi, persatuan dan perdamaian dunia.
Undangan Presiden RI kepada Paus Fransiskus telah disampaikan melalui Duta Besar Takhta Suci Vatikan di Jakarta pada 25 Maret 2024. Sebelumnya, Paus Fransiskus dikabarkan telah merencanakan kunjungan ke Indonesia sejak 2020. Namun rencana itu tertunda karena adanya pandemi Covid-19. Kabarnya, dalam perjalanan ke Tanah Air, Paus Fransiskus memilih menggunakan pesawat komersial ketimbang jet pribadi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama di Indonesia, Paus Fransiskus salah satunya akan mengunjungi Gereja Katedral pada 4 September 2024. Keesokan harinya, dia dijadwalkan akan melakukan pertemuan di Masjid Istiqlal, lalu memimpin Misa Akbar di Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.
Kilas Balik Paus Yohanes Paulus II ke Indonesia
Kunjungan seorang pemimpin umat Katolik Dunia ke Indonesia bukan pertama kali ini terjadi. Sebelumnya, Paus juga pernah berkunjung ke Indonesia, yakni Paus Yohanes Paulus II pada 9-14 Oktober 1989. Melansir dari catatan Majalah Tempo berjudul "Ia akan menginap di seminari", kunjungan Paus Yohanes Paulus II saat itu selain bersifat keagamaan juga kenegaraan sebagai Kepala Negara Vatikan.
Paus Yohanes Paulus II tidak menginap di Wisma Negara seperti layaknya para tamu negara, melainkan memilih menginap di Kedutaan Besar Vatikan, Jalan Merdeka Timur. Jakarta Pusat. Hal itu telah menjadi kebiasaan pribadi Paus ke-264 dengan nama kecilnya Karol Wojtyla ini.
Paus Yohanes Paulus II saat itu tiba di Indonesia dengan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pada 9 Oktober siang 1989. Kemudian langsung ke Istana Negara untuk bertemu Presiden RI Soeharto. pada Sore harinya, Paus memimpin misa agung di Stadion Utama Senayan yang berkapasitas 110 ribu orang. Usai misa, Paus kembali ke Kedutaan Besar Vatikan untuk menerima kunjungan kehormatan Wakil Presiden RI Sudharmono.
Pada hari kedua, Paus Yohanes Paulus II menuju Yogyakarta untuk memimpin misa kudus di pangkalan udara utama Adisucipto. Misa tersebut dihadiri sekitar 160 ribu undangan dari beberapa keuskupan, seperti Semarang, Banjarmasin, dan Surabaya.
Usai misa, Bapa Suci kembali ke Jakarta untuk menghadiri pertemuan dengan para ulama dari berbagai agama di Sasana Adiguna, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Setelah itu, Paus Yohanes Paulus II menghadiri pertemuan dan doa bersama rohaniwan dan rohaniwati se-Jakarta di gereja Katedral.
Pada hari ketiga, Paus terbang ke Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur. Dia memimpin misa kudus pada sore hari dan malam harinya Paus Yohanes Paulus II menginap di seminari (sekolah untuk para calon pastor) St. Peter.
Di hari keempat, Paus terbang ke Dili, Timor Timur untuk memberkati peresmian gereja katedral Dili. Kunjungannya pun dilanjutkan dengan misa agung. Sri Paus lalu kembali ke Jakarta untuk hadir di Unika Atma Jaya dalam pertemuan dengan para cendekiawan dan mahasiswa. Paus juga memberkati gedung baru di kompleks perguruan tinggi itu.
Pada hari kelima, 13 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II terbang ke Medan untuk menghadiri misa suci yang diselenggarakan di lapangan Tuntungan. Usai misa, Paus segera terbang lagi ke Jakarta dilanjut pertemuan dengan para uskup Indonesia di kediaman Duta Besar Vatikan di Jakarta. Keesokan paginya, Paus pun bertolak ke Mauritius. Paus Yohanes Paulus II meninggal pada April 2005 dalam usia 85 tahun.
MAJALAH TEMPO | nasional.tempo.co
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini
Suara.com - Pemimpin tertinggi Takhta Suci Vatikan sekaligus Imam Katolik tertinggi dunia, Sri Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia pada 3-6 September 2024.
Beliau yang bernama lengkap Jorge Mario Bergoglio adalah Sri Paus ke-266 dari Takhta Suci Vatikan. Sekaligus menjadi Paus ketiga yang mengadakan kunjungan apostolik atau Papal Journey ke negara kita.
Sebelumnya, pertama adalah Paus Santo Paulus VI yang berkunjung pada 3-4 Desember 1970. Beliau adalah Paus ke-263, bernama asli Giovanni Battista Enrico Antonio Maria.
Kemudian, 19 tahun berikutnya barulah ada Papal Visit kedua untuk Indonesia. Yaitu Paus Santo Yohanes Paulus II pada 9-14 Oktober 1989. Beliau adalah Paus ke-264 dan bernama lengkap Karol Józef Wojtya.
Baca Juga: Ingin Hadir Dalam Misa Suci Sri Paus Fransiskus Bersama 80 Ribu Umat, Ini Syarat yang Harus Dipenuhi
Kini, setelah 35 tahun Indonesia absen dari kunjungan Paus, Bapa Suci Fransiskus berkenan menengok kita. Lewat Papal Journey 2024 untuk Asia Pasifik.
Sri Paus Fransiskus berkenan terbang menengok umatnya serta bangsa Indonesia dalam perjalanan apostolik.
Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia dan Kepala Negara Vatikan ini akan mengadakan perjalanan apostolik ke Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura pada 2-13 September 2024.
Lebih seru lagi, Indonesia menjadi negara pertama yang dikunjungi dalam rangkaian perjalanan apostolik tadi.
Beliau bakal berada di Jakarta pada 3-6 September 2024. Kemudian ke Port Moresby dan Vanimo (Papua Nugini) pada 6-9 September 2024, Dili (Timor Leste) pada (9-11/9/2024), dan Singapura (11-13/9/2024).
Baca Juga: Alih-Alih Miliki Pesawat Privat, Kepala Negara Ini Pilih Menyewa: Sudah Lebih Dari Cukup
Uskup Agung Jakarta, Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo menyatakan bahwa kehadiran sosok Paus secara fisik adalah penting bagi para umat Katolik di Indonesia.
“Ibaratnya seperti anak yang merindukan ayahnya. Sesederhana itu,” paparnya dalam konferensi pers di Gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
“Kehadiran fisik Paus Fransiskus di Indonesia sangat penting, tetapi yang juga tidak kalah penting adalah mempelajari gagasan-gagasan dan teladan hidupnya,” lanjut Ignatius Kardinal Suharyo.
Ditambahkannya bahwa tema kunjungan Bapa Suci Vatikan di Indonesia yaitu Iman, Persaudaraan, dan Bela Rasa. Atau Faith, Fraternity, and Compassion.
“Iman yang teguh menghasilkan persaudaraan sejati, sementara persaudaraan sejati diungkapkan dalam belarasa kepada sesama dan alam semesta,” jelas Romo Kardinal Suharyo.
Kemudian beliau mengisahkan bahwa sejak remaja, sosok yang kini menjadi Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia dan Kepala Negara Vatikan, yaitu Sri Paus Fransiskus telah terpanggil menjadi biarawan.
“Paus Fransiskus memiliki pengalaman otentik akan Allah Yang Maharahim ketika pada usia 17 tahun masuk ke kamar pengakuan dan merasakan Kerahiman Allah yang tanpa batas,” ungkap Romo Kardinal Suharyo.
“Pengenalan akan Allah Yang Maharahim ini berbuah pada transformasi pribadi yang berpengaruh pada transformasi institusi gereja,” pungkasnya.
TRIBUNFLORES.COM - Paus Emeritus Benediktus XVI meninggal dunia di Vatikan, Sabtu 31 Desember 2022.
Paus Benediktus XVI, pemimpin Gereja Katolik ke 265 itu, meninggal dunia di usia 95 tahun.
Melansir The Sun, kabar meninggalnya Paus Benediktus diumumkan oleh Jurus Bicara Vatikan, Matteo Bruni.
Matteo Bruni, menyampaikan, Paus Benediktus meninggal dunia pukul 9:34 waktu setempat di Biara Mater Ecclesia, Vatikan.
Baca juga: Mantan Paus Benediktus Sakit Parah, Ini Profilnya dan Simak Pesan Paus Fransiskus
"Dengan rasa sakit saya memberi tahu Anda bahwa Paus Emeritus Benediktus XVI meninggal hari ini di Biara Mater Ecclesia di Vatikan," kata Matteo Bruni sebagaimana dikutip dari The Sun.
Vatikan juga mengumumkan, jenazah Paus Benediktus XVI akan disemayamkan mulai Senin di Basilika Santo Petrus hingga pemakamannya pada 5 Januari.
Paus Fransiskus akan memimpin upacara pemakaman yang akan berlangsung di alun-alun besar di depan Basilika.
Paus Benediktus XVI Sakit Keras
Sebelum Paus Benediktus XVI meninggal, beberapa hari sebelumnya, Paus Fransiskus mengumumkan mengenai kondisi kesehatan pendahulunya itu.
Paus Fransiskus mengumumkan bahwa kondisi kesehatan Paus Benediktus XVI menurun drastis, sakit parah.
Paus Fransiskus pun meminta agar umat di seluruh dunia untuk mendoakan Paus Benediktus.
Baca juga: Kunjungan Resmi PWKI ke Vatikan, Berikan Hadiah Istimewa untuk Paus Fransiskus
Seruan Paus Fransiskus meminta doa umat, berlangsung di Vatikan, Rabu 28 Desember 2022.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini profil Paus Benediktus XVI.
Kabar duka menyelimuti umat Katolik di seluruh dunia.
Paus Benediktus XVI meninggal dunia pada Sabtu (31/12/2022) pukul 09.34 waktu setempat.
Dilansir dari BBC, Paus Benediktus mengembuskan napas terakhirnya pada usia 95 tahun di Biara Mater Ecclesia, Vatikan.
Kabar meninggalnya mantan pemimpin Gereja Katolik ini berembus setelah kesehatannya selama beberapa hari belakangan menurun.
Hingga beberapa waktu lalu, Paus Fransiskus sempat mengajak umat Katolik untuk mendoakan Paus Benediktus yang kondisinya makin mengkhawatirkan.
Berikut profil Benediktus, Paus pertama dalam Gereja Katolik yang mengundurkan diri dari Takhta Suci dalam kurun waktu 600 tahun terakhir.
Paus kelahiran Jerman
Paus Benediktus yang bernama asli Joseph Ratzinger ini lahir di Jerman pada 16 April 1927.
Dikutip dari situs resmi Vatikan, ia berasal dari ayah yang berprofesi sebagai polisi dan keluarganya adalah petani tradisional.
Paus Benediktus sempat menghabiskan masa mudanya di sebuah kota kecil yang berada di perbatasan Austria bernama Traunstein.
Perjalanan spiritual Paus yang pernah memimpin lebih dari satu miliar umat Katolik di dunia ini berawal dari getirnya hidup di bawah rezim Nazi.
Ketika Hitler berkuasa, ia pernah melihat pastor di parokinya dipukul oleh pasukan tersebut sebelum Misa Kudus dirayakan.
Ia juga menyadari munculnya perselisihan yang sengit terhadap Gereja Katolik pada saat itu di Jerman.