Ekosistem air menjadi tercemar
Limbah cair yang masuk ke perairan, seperti sungai, danau, dan laut bisa menyebabkan ekosistem air menjadi tercemar. Hal ini membuat air mengandung banyak virus penyakit, sehingga berdampak buruk terhadap kesehatan.
Kondisi tersebut karena limbah di air menghasilkan asam dan gas cair organik yang sangat membahayakan. Selain itu, zat berbahaya yang ada pada limbah dapat mengurangi kandungan oksigen air, sehingga ekosistem air menjadi terganggu.
Contoh Limbah B3 dalam Bidang Elektronik
Limbah elektronik seperti komputer, printer, dan perangkat elektronik lainnya mengandung logam berat seperti timbal, merkuri, dan kadmium yang dapat mencemari lingkungan.
Limbah B3 Kadaluarsa
Kategori ini berlaku untuk limbah yang sudah melewati masa berlakunya dan tidak dapat digunakan lagi. Beberapa contoh limbah kadaluarsa adalah baterai bekas, lampu neon bekas, produk pestisida kadaluarsa, dan sebagainya.
Limbah jenis ini memiliki karakteristik dan kandungan bahan kimia yang tidak dapat digunakan lagi, sehingga pengolahannya memerlukan metode khusus untuk menghilangkan bahayanya.
Baca Juga: Mengenal Bioremediasi dan Manfaatnya Bagi Lingkungan
Simbol limbah B3 adalah salah satu bentuk tanda atau label yang digunakan untuk memberikan informasi tentang jenis dan sifat bahaya limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
Contoh Limbah B3 dalam Bidang Pestisida
Limbah pestisida mengandung bahan kimia beracun yang dapat mencemari tanah dan air jika dibuang sembarangan.
Kelola Limbah B3 Secara Profesional Bersama Wastec International
Wastec International melayani pengelolaan limbah B3 dari berbagai industri dan menyediakan jasa pengangkutan, pengolahan dan pengumpulan untuk berbagai limbah B3 industri dan dapat mengolah hampir semua fase jenis limbah, mulai dari fase solid, liquid, dan sludge.
Wastec International berpengalaman lebih dari 15 tahun dalam bidang penyedia jasa pengolahan limbah B3 di Indonesia dan telah melayani ribuan perusahaan multinasional, korporasi, pemerintahan, hingga layanan kesehatan. Dengan fasilitas pengolahan limbah yang lengkap, Wastec International membantu mewujudkan Indonesia yang bersih dan sehat.
Pengolahan Limbah Industri Farmasi
Industrialization is an alternative development model needed by a country to spur economic processes. Apart from causing the economy to accelerate, the development of industrialization also has an impact that needs to be watched out for, one of which is the presence of industrial B3 waste. Industrial hazardous waste is one of the potential sources of environmental pollution. Industrial hazardous waste has the potential to pose risks to the environment and health impacts for humans. Industrial hazardous waste management is closely related to health and environmental aspects. Realizing the many problems related to B3 waste management from industrialization activities, it is necessary to renew the concepts of B3 waste management which are comprehensive, integrated, and sustainable, as well as making careful and practical programs by stakeholders to reduce the potential impact of exposure to B3 waste to humans and the environment. This research is a literature review that discusses the current state of industrial hazardous waste management and the potential impact of industrial hazardous waste on health and the environment.
1. Norini, Afrzal. Peran Badan Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Riau Dalma Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Terhadap Limbah B3 di Kota Batam. J Ilmu Pemerintah. 2017;1(2):153-165. 2. Setiawan TH, Purwanto P. The Management Of Toxic and Hazardous Waste Materials In The Food Industry. J Technol Cult Soc Waste Manag. 2018:1-5. doi:10.1051/e3sconf/20187307020 3. Widyatmoko H. Management of Hazardous Waste in Indonesia. J Earth Enviromental Sci. 2018;106. doi:10.1088/1755-1315/106/1/012032 4. Nurlani M. Pengelolaan Lingkungan Hidup Akibat Limbah Industri Ditinjau Dari Sektor Hukum, Ekonomi, Sosial dan Budaya di Indonesia. J Thengkyang. 2019;2(1):64-84. 5. Kurniawan B. Pengawasan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Indonesia dan Tantangannya. J Din Gov. 2019;9(1):39-49. 6. Li W, Achal V. Science of the Total Environment Environmental and health impacts due to e-waste disposal in China – A review. Sci Total Environ. 2020;737:139745. doi:10.1016/j.scitotenv.2020.139745 7. Presiden Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Indonesia; 2021. 8. Oktarinasari E, Yusuf M, Arief T. Kajian Pengelolaan Limbah B3 Hasil dari Kegiatan Pertambangan Batubara. J Pertamb. 2019;3(4):52-58. 9. Utami K, Syafrudin S. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) Studi Kasus PT. Holcim Indonesia, Tbk Narogong Plant. J Presipitasi Media Komun dan Pengemb Tek Lingkung. 2018;15(2):127-132. doi:10.14710/presipitasi.v15i2.127-132 10. Nuruddin AW, Suwardana H, Kalista A, Wicaksono N. Studi Literatur: Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah B3 (Oli Bekas). Pros Semin Nas Penelit dan Pengabdi Masy. 2020;5(1):108-112. 11. Mulyani. Pengawasan Limbah Industri Perusahaan Kelapa Sawit di Kabupaten Pelalawan. J JOM FISIP. 2016;3(2):1-17. 12. Nasir M. PROBLEM MANAJEMEN LINGKUNGAN DAN ISU INDUSTRIALISASI. 2011:163-172. 13. Akpan VE, Olukanni DO. Hazardous Waste Management : An African Overview. J Recycl. 2020. doi:10.3390/recycling5030015 14. Ahirwar R, Tripathi AK. Environmental Nanotechnology, Monitoring & Management E-waste Management : A Review of Recycling Process , Environmental and Occupational Health Hazards , and Potential Solutions. Environ Nanotechnology, Monit Manag. 2021;15(5):100409. doi:10.1016/j.enmm.2020.100409 15. Santoso WY. Legal Aspects in Management of Hazardous and Toxic Waste. J Mimb Huk. 2017;29(2):335-345. 16. Latif M. Kebijakan Hukum Dalam Pengelolaa Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3): Studi Implementasi Pengelolaan Limbah Medis di Rumah Sakit Salatiga. J Indones Law. 2020;1(2):91-117. doi:10.18326/jil.v1i1.91-117 17. Domingo J., Marquès M, Mari M, Schuhmacher M. Adverse Health Effects for Populations Living Near waste Incinerators With Special Attention to Hazardous Waste Incinerators . A Review of The Scientific Literature. Environ Res. 2020;187(4):109631. doi:10.1016/j.envres.2020.109631 18. Alabi O., Ologbonjaye K., Awosolu O, Alalade O. Toxicology and Risk Assessment Public and Environmental Health Effects of Plastic Wastes Disposal : J Toxicol Risk Assess. 2019;5(1):1-13. doi:10.23937/2572-4061.1510021 19. Agarwal R, Chaudhary M, Singh J. Waste Management Initiatives in India for Human Weel Being. Eur Sci J. 2015;(6):105-127. 20. Pertiwi V, Joko T, Dangiran H. Evaluasi Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah, Semarang. J Kesehat Masy. 2017;5(3):420-430. 21. Nurhidayanti N. Kajian Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) PT. YTK Indonesia. J Ilm Inform. 2019;14(2):93-102. 22. Purwanti AA. Pengelolaan Limbah Padat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Rumah Sakit di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. J Kesehat Lingkung. 2018;10(3):291-298. 23. Hasibuan R. Analisis Dampak Limbah/Sampah Rumah Tangga Terhadap Pencemaran Lingkungan Hidup. J Ilm Advokasi. 2016;4(1):42-51. 24. Direktur Verifikasi Pengelolaan Limbah, Non-B3 dan L. Kebijakan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3). http://pslb3.menlhk.go.id/uploads/laporan/1605673004_Statistik PSLB3 2019.pdf. Accessed April 24, 2019. 25. Handayani S. Manajemen Pengelolaan Limbah Industri. J Manag dan Bisnis. 2015;19(2):143-149.
Penjelasan dan teori tentang pengelolaan limbah di industri farmasi Read less
Semua pasti tahu, jika limbah tidak baik untuk kesehatan dan lingkungan. Sebab, limbah mempunyai senyawa berbahaya yang berdampak negatif bagi makhluk hidup, salah satunya limbah B3.
Limbah B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun adalah jenis limbah yang dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan manusia dan lingkungan jika tidak dikelola dengan benar.
Umumnya, jenis limbah ini mengandung zat-zat kimia berbahaya dan beracun yang dapat merusak tanah, air, udara dan mencemari lingkungan.
Limbah ini sangat berbahaya karena mengandung bahan-bahan kimia beracun seperti logam berat, senyawa organik, bahan kimia medis, pestisida, dan zat-zat berbahaya lainnya.
Oleh karena itu, pengelolaan limbah ini sangat penting supaya bisa menghindari dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan.
Melalui artikel ini, akan memberikan informasi secara detail tentang limbah B3, karakteristik, hingga cara pengelolaannya.
Yuk, simak pembahasannya sampai selesai, ya!
Dilansir dari laman Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, limbah B3 merupakan sisa hasil dari aktivitas atau usaha yang mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Jenis limbah ini dapat berasal dari sektor industri, pariwisata, pelayanan kesehatan, dan juga rumah tangga.
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 mengatur tentang bagaimana cara pengelolaan limbah B3, termasuk daftar lengkap limbah dari berbagai sumber seperti limbah dari sumber yang tidak spesifik, sumber yang spesifik, kadaluwarsa, tumpah, tidak memenuhi spesifikasi produk, dan bekas kemasan.
Melalui aturan tersebut, terdapat ketentuan tentang cara penanganan limbah bahan berbahaya dan beracun yang jelas.
Singkatnya, limbah B3 adalah limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dihasilkan oleh kegiatan industri. Limbah ini dapat mencakup berbagai jenis bahan kimia, seperti logam berat, pestisida, asam, dan bahan berbahaya lainnya.
Penghasilan limbah bahan berbahaya dan beracun dari industri sangatlah signifikan, karena aktivitas industri merupakan salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan di seluruh dunia.
Baca Juga: Pengertian Limbah, Karakteristik, Jenis & Cara Daur Ulang
Simbol Mudah Meledak
Pertama-tama, simbol Mudah Meledak menunjukkan bahwa limbah tersebut sangat mudah meledak dan memerlukan penanganan khusus agar tidak menimbulkan bahaya yang serius.
Simbol Iritasi/Irritant
Di sisi lain, simbol Iritasi/Irritant menunjukkan bahwa limbah tersebut dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, atau saluran pernapasan dan harus ditangani dengan hati-hati.
Mengenal Limbah B3 Industri
Simbol Karsinogenik, Teratogenik, dan Mutagenik
Demikian pula, simbol Karsinogenik, Teratogenik, dan Mutagenik menunjukkan bahwa limbah tersebut mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan kanker, kelainan janin, atau kerusakan pada DNA.
Contoh Limbah B3 yang dihasilkan Industri
Berikut adalah contoh limbah yang dihasilkan dari industri produksi yaitu
Mercury atau air raksa ini kerap dihasilkan oleh industri-industri seperti pabrik kimia, pabrik kertas, pabrik tinta, pabrik tekstil, perusahaan farmasi dan penambangan emas tradisional.
Lingkungan yang tercemar oleh merkuri bisa menjadi sumber malapetaka bagi masyarakat sekitar. Bagi industri, tercemarnya lingkungan juga bisa merugikan bisnis di masa depan.
Limbah yang satu ini juga biasa dijumpai di tempat pembuangan limbah berbahaya. Tembaga sendiri kerap digunakan sebagai pelapis logam, baik dalam industri pembuatan pipa ataupun kabel. Tembaga juga menjadi salah satu bahan penting dalam menghasilkan beberapa produk kerajinan.
Limbah tembaga yang larut ke dalam air bisa memberi dampak yang sangat merusak. Untuk mengurangi bahaya limbah tembaga, jasa limbah B3 biasanya akan menggunakan metode seperti elektrokimia dan beberapa metode lainnya.
Logam keras berwarna abu-abu ini merupakan komponen penting yang kerap dijumpai dalam stainless steeldan campuran logam lain. Chromiumjuga sering digunakan sebagai cat pigmen, chrome plating, treatmentwol dan penyamakan kulit.
Logam yang satu ini memang memiliki banyak manfaat. Namun jika limbahnya tidak diolah dengan baik, chromium bisa menjadi sumber bencana.